Selasa, 22 Januari 2013

komponen aktif pasif elektronika

Materi:
  • Pengertian Elektronika
  • Komponen Elektronika: komponen aktif dan pasif, komponen linear dan non-linear
  • Rangkaian Elektronika: rangkaian diskrit dan terintegrasi, rangkaian analog dan digital
  • Sistem Elektronika: sistem komunikasi, sistem komputasi, sistem instrumentasi dan kendali
Pengertian Elektronika
Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas, dan bahan semikonduktor.
1elkada
Gambar 1. Pengertian Elektronika (click gambar untuk memperbesar!)
Elektronika yang berhubungan dengan pengendalian partikel bermuatan dalam ruang hampa akan mempelajari piranti-piranti elektronika seperti pentode tabung hampa atau tabung elektron. Contoh: piranti tabung hampa (vacuum tube) adalah piranti yang ada pada radio-radio “kuno”.
2elkada
Gambar 2. Radio & Tabung Hampa (click gambar untuk memperbesar!)

Contoh piranti elektronika tabung hampa lainnya adalah CRT (cathode-ray tube) atau tabung sinar katode yang banyak dijumpai pada pesawat televisi dan osiloskop (CRO: cathode-ray oscilloscope).
3elkada
Gambar 3. Televisi dan CRT (click gambar untuk memperbesar!)
Elektronika yang berhubungan dengan pengendalian partikel bermuatan dalam gas akan mempelajari piranti-piranti elektronika seperti tabung-tabung foto jenis gas (gas-type phototubes) yang digunakan dalam industri per-film-an sebagai sound-on-film sensors.
Elektronika yang berhubungan dengan pengendalian partikel bermuatan dalam semikonduktor akan mempelajari piranti-piranti elektronika semikonduktor seperti diode (gambar b), transistor (gambar a), dan IC (gambar c).
transistor2
diode2
ic
Gambar 4. Piranti Elektronika Semikonduktor (click gambar untuk memperbesar!)
Komponen Elektronika
Dalam bidang elektronika, komponen diartikan sebagai elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronis. Berdasarkan respons output terhadap inputnya komponen elektronik dibedakan menjadi komponen pasif dan komponen aktif.
Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif:
(1) Transistor, merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode yang berfungsi sebagai penguat/saklar. Jika menjadi komponen dalam rangkaian penguat, karena merupakan komponen aktif, maka transistor dapat menguatkan sinyal listrik. Dalam hal ini inputnya dimasukkan ke titik B dan outputnya diambil dari titik A.
    4elkada
    Gambar 5. Transistor Sebagai Komponen Aktif Penguat (click gambar untuk memperbesar!)
Jika digunakan osiloskop untuk mengamati input dan output rangkaian penguat dengan transistor, maka hasilnya adalah:
Gambar 6. Output Rangkaian Penguat dengan transistor (click gambar untuk memperbesar!)
(2) Diode, merupakan piranti elektronika dengan dua elektrode, yang dapat digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik, sehingga termasuk komponen aktif. Pada contoh di bawah ini, diode merupakan komponen dari rangkaian penyearah sinyal AC menjadi DC.
6elkada
Gambar 7. Diode Sebagai Komponen Penyearah (click gambar untuk memperbesar!)
Jika dilakukan pengukuran dengan osiloskop menghasilkan:
7elkada
Gambar 8. Bentuk Gelombang Input & Output Penyearah (click gambar untuk memperbesar!)
(3) LED (light emitting diode). Jika dihubungkan dengan sumber tegangan seperti pada rangkaian di bawah ini, maka LED tersebut akan menyala. Jadi, LED termasuk komponen aktif karena dapat mengubah suatu bentuk energi (listrik) ke bentuk lainnya (cahaya).
8elkada
Gambar 9. LED Mengubah Energi Listrik Menjadi Cahaya (click gambar untuk memperbesar!)
Komponen Pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Contoh komponen pasif:
(1) Resistor, merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif. Pada gambar sebelah kiri, terdapat rangkaian yang memberikan arus sebesar 2 mA. Jika pada rangkaian disisipkan resistor 10 K ohm (gambar kanan), akan memberikan arus 1 mA. Nampak bahwa pemasangan resistor tersebut akan membatasi arus. Oleh karena tak dapat menguatkan sinyal, maka resistor termasuk komponen pasif.
10elkada
Gambar 10. Simulasi Watak Resistor Sebagai Pembatas Arus (click gambar untuk menampilkan ukuran sebenarnya!)
Tampilan berikut ini adalah suatu simulator yang dapat digunakan untuk melakukan percobaan secara simulatif tentang rangkaian seri dua buah resistor. Perhatikan bahwa dengan R1=20 ohm, R2=40 ohm dan sumber tegangan 12V, rangkaian akan mengalirkan arus sebesar 0,2 A. Coba anda ubah nilai R1 menjadi 40 ohm! Berapakah nilai arus yang mengalir? Lebih kecil bukan? Itu menunjukkan bahwa resistor berfungsi sebagai pembatas arus.
(2) Kapasitor, merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC.  Karena tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energi ke bentuk lainnya, maka kapasitor termasuk komponen pasif. Coba ikuti simulasi berikut ini!
11elkada
Gambar 11. Simulasi Watak Kapasitor (click gambar untuk menampilkan ukuran sebenarnya!)
Gambar (a) menunjukkan bahwa walaupun ditahan oleh resistor, arus DC masih dapat dialirkan pada rangkaian sehingga pada titik A terdapat tegangan 5V. Jika resistor diganti dengan kapasitor seperti pada gambar (b), arus DC ditahan oleh resistor sehingga tegangan pada titik B tidak ada. Tetapi jika rangkaian dengan kapasitor sumbernya diganti dengan AC seperti pada gambar (c), maka arus akan dialirkan, terbukti pada titik C terdapat tegangan 5,368V.
(3) Induktor, termasuk komponen pasif karena tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Bagi arus DC induktor bersifat mengalirkannya tetapi bagi arus AC induktor bersifat menghambat. Coba ikuti simulasi berikut ini!
12elkada
Gambar 12. Simulasi Watak Induktor (click gambar untuk menampilkan ukuran sebenarnya!)
Gambar (a) menunjukkan bahwa rangkaian tanpa induktor, tegangan pada ujung-ujung resistor 10V. Pada gambar (b), rangkaian disisipi induktor menghasilkan tegangan yang sama dengan rangkaian tanpa induktor. Jadi, induktor bagi arus DC bersifat meneruskan, tetapi bagi arus AC bersifat menghambat seperti ditunjukkan pada gambar (c). Jika rangkaian dengan induktor diberi sumber AC dalam hal ini 10 Vrms, maka induktor itu bersifat menghambat sehingga pada ujung-ujung resistor tegangannya turun menjadi 5,056V.
Berdasarkan hubungan antara tegangan dan arus yang melewatinya, kompoenen elektronika dibedakan atas komponen linear dan komponen non-linear.
Komponen Linear: Hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada komponen tersebut bersifat linear, arus berbanding lurus terhadap tegangan. Contoh: Resistor.
13elkada
Gambar 13. Watal Resistor Sebagai Komponen Linear (click gambar untuk memperbesar!)
Komponen Non-Linear: Hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada komponen tersebut bersifat tidak linear. Contoh: Diode.
14elkada
Gambar 14. Watak Diode Sebagai Komponen Non-Linear (click gambar untuk memperbesar!)
Rangkaian Elektronika
Rangkaian elektronika adalah rangkaian yang dibentuk oleh komponen-komponen elektronika pasif dan aktif yang merupakan suatu satuan untuk pemrosesan isyarat (signal processing).
15elkada
Gambar 15. Pengertian Rangkaian Elektronika (click gambar untuk menampilkan ukuran sebenarnya!)
Pemrosesan isyarat dapat mencakup:
  • Penguatan (amplification), rangkaiannya dinamakan penguat (amplifier).
  • Penyearahan (rectification), rangkaiannya dinamakan penyearah (rectifier).
  • Pembangkitan (oscillation), rangkaiannya dinamakan pembangkit sinyal (oscillator) atau osilator
  • Pemodulasian (modulation), rangkaiannya dinamakan modulator
  • Pemrosesan sinyal digital
Penguatan: contoh rangkaian yang melakukan pemrosesan isyarat ini adalah amplifier dengan penguatan sebesar dua kali.
16elkada
Gambar 16. Diagram Blok Amplifier Dengan Penguatan 2 Kali
Implementasi rangkaian tersebut menggunakan OPAMP adalah:
17elkada
Gambar 17. Amplifier Dengan Pnguatan 2 Kali
Jika dilakukan pengukuran menggunakan osiloskop maka akan dihasilkan gambar seperti ini:
18elkada
Gambar 18. Input dan Output Penguat Dengan Penguatan 2 Kali
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa amplifier melakukan suatu pemrosesan isyarat jenis penguatan dengan menguatkan sinyal input menjadi 2 kalinya pada outputnya.
Penyearahan: contoh rangkaian yang melakukan jenis pemrosesan isyarat ini adalah penyearah gelombang penuh.
19elkada
Gambar 19. Daiagram Blok Penyearah Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah gelombang penuh:
20elkada
Gambar 20. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
Pengukuran pada input dan output rangkaian tersebut menghasilkan:
21elkada
Gambar 21. Bentuk gelombang input & output penyearah gelombang penuh
Rangkaian penyearah melakukan pemrosesan sinyal dengan menyearahkan sinyal AC pada inputnya (titik A) menjadi sinyal DC pada outputnya berbentuk gelombang penuh (titik B). Jadi, penyearah merupakan rangkaian elektronika.
Pembangkitan: contoh rangkaian yang melakukan pembangkitan isyarat/sinyal adalah osilator gelombang segitiga dan kotak seperti gambar berikut ini.
22elkada
Gambar 22. Diagram Blok Osilator
23elkada
Gambar 23. Rangkaian Osilator Dengan OPAMP
Jika dilakukan pengukuran, hasilnya adalah:
24elkada
Gambar 24. Output Rangkaian Osilator
Dalam simulasi ini, rangkaian oscillator melakukan pekerjaan pemrosesan sinyal jenis pembangkitan dengan membangkitkan gelombang kotak dan segitiga pada outputnya. Jadi, osilator merupakan rangkaian elektronika.
Rangkaian elektronika menurut tata letaknya terdiri atas rangkaian diskrit dan rangkaian terintegrasi (integrated circuit, IC).
(1) Rangkaian Diskrit: merupakan rangkaian elektronik yang komponen-komponennya diletakkan di atas papan rangkaian seperti PCB (printed circuit board), hubungan antar komponen dilakukan melalui konduktor. Setiap komponen berdiri sendiri-sendiri, sehingga jika terdapat komponen yang rusak, komponen tersebut dapat diganti.
25elkada
Gambar 25. Tata Letak Komponen Pada Rangkaian Diskrit
(2) Rangkaian Terintegrasi (IC): Komponen-komponennya tercetak dalam keping silikon yang disebut chip yang ukurannya kira-kira 1mm persegi. Dalam chip yang ukurannya 1mm persegi tersebut terdapat beribu-ribu komponen. Jika chip tersebut dikemas dan diberi pin sehingga menjadi piranti elektronik maka piranti tersebut dinamakan IC (integrated circuit).
Gambar 25. Contoh Bentuk IC
Gambar 26. Contoh Bentuk IC (Chip) Mikroprosesor
Gambar 27. Beberapa Bentuk IC Mikrokontroler
Klasifikasi Rangkaian Terintegrasi:
  • SSI (small scale integration), jumlah komponen lebih kecil dari 100 buah.
  • MSI (medium scale integration), jumlah komponen antara 100 s.d. 1000 buah.
  • LSI (large scale integration), jumlah komponen antara 1000 s.d. 10.000 buah
  • VLSI (very large scale integration), jumlah komponen lebih besar dari 10.000 buah
Karena proses interkoneksi antar komponen dilakukan di atas chip oleh pabrik kemudian dikemas dalam bentuk IC, maka jika ada komponen yang rusak, maka komponen yang rusak itu tidak dapat diganti, jadi IC nya yang diganti.
Rangkaian elektronika menurut  jenis sinyal yang diproses terdiri atas:
(1) Rangkaian Analog: merupakan rangkaian yang memproses sinyal yang bersifat kontinyu, yakni sinyal yang nilainya memiliki interval seperti 0,1 V; 0,2 V;1 V; 1,5 V; 2 V dan seterusnya.
(2) Rangkaian Digital: Rangkaian elektronika yang melakukan pemrosesan sinyal yang bersifat diskrit, yakni sinyal yang nilainya dalam dua keadaan saja yakni rendah dan tinggi.
26elkada
Gambar 28. Perbedaan Rangkaian Elektronika Analog dan Digital
Sistem Elektronika
Sistem elektronika adalah kesatuan yang tersusun dari komponen dan rangkaian elektronika untuk tujuan pengalihan tenaga dalam bidang komunikasi, atau komputasi, atau instrumentasi dan kendali.
27elkada
Gambar 29. Ilustrasi Sistem Elektronika
Dari gambar terlihat bahwa input dan output sistem elektronika berupa suatu energi, dan tujuan adanya sistem adalah untuk melakukan pengalihan tenaga dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Contoh sistem elektronika dalam bidang komunikasi:
28elkada
Gambar 30. Diagram Blok Sistem Komunikasi 1 Arah
Pemancar dan penerima merupakan sistem elektronik, karena di dalamnya terdapat beberapa rangkaian dan komponen elektronik dan bertujuan melakukan transfer energi (coba sebutkan!). Jika keduanya bergabung menjadi sistem komunikasi, maka keduanya disebut subsistem.
Contoh-contoh sistem elektronika:
Gambar 31. Contoh-contoh Sistem Elektronika
Telepon selular atau HP adalah sistem elektronika pada bidang komunikasi karena pada saat pengguna mendengarkan pembicaraan telepon maka HP berfungsi mengubah energi gelombang elektromagnetik menjadi energi gelombang mekanik suara, sedangkan saat digunakan untuk menelpon HP berfungsi mengubah energi gelombang mekanik suara menjadi energi gelombang elektromagnetik.
Radio merupakan sistem elektronika bidang komunikasi karena berfungsi mengubah energi gelombang elektromagnetik menjadi energi gelombang mekanik suara.
Televisi berfungsi mengubah energi gelombang elektromagnetik menjadi energi cahaya.
Robot mengubah sinyal-sinyal listrik menjadi energi gerak dan timbangan digital mengubah energi mekanik berat menjadi energi listrik.
Perbedaan sistem dan rangkaian elektronika dapat disimpulkan sebagai berikut:
29elkada
End of  Pendahuluan.
Karena proses interkoneksi antar komponen dilakukan di atas chip oleh pabrik kemudian dikemas dalam bentuk IC, maka jika ada komponen yang rusak, maka komponen yang rusak itu tidak dapat diganti, jadi IC nya yang

Senin, 21 Januari 2013

MAKALAH K3

MAKALAH K3

K3

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).
Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial (dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia.
Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama. Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar, manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yang diterapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya.
 B.       TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dasar Kompetensi Kejuruan 8 semester genap tahun pelajaran 2010/2011, serta untuk mengetahui lebih lanjut tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga kita mengerjakan suatu pekerjaan di bengkel atau industri sudah tahu keselamatn dan kesehatan kerja.

BAB I
PEMBAHASAN
 A.    UNDANG-UNDANG K3
1.      Pengertian Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat.
Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
  1. 2.      Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
  1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
  2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
  3. Mencegah/ mengurangi kematian.
  4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
  5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
  6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
  7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
  8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
  9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
  1. Manusia (pekerja dan masyarakat)
  2. Benda (alat, mesin, bangunan dll)
  3. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan)
    3.  Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
  1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
  2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
  3. Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
  4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
  5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
  6. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
  7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
  8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
  9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
  10. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
  11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
  12. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
  13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
  14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.
  15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
  16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
  17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
  18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
B.       PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendirisendiri atau bersama-sama, yaitu:
1.      Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
    1. terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
    2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
    3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
    4. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2 Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
      1. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
      2. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
Apakah kecelakaan dapat dicegah?
Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena:
a)         Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b)        Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah.


Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a)         Karena tidak serius/disiplin.
b)        Karena tidak mampu/tidak bisa.
c)         Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?
a)         Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b)        Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c)         Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat control dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.
  1. 3.      Prosedur Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.
  2. Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.
  3. Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
  4. Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.
  5. Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
  6. Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
  7. Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
  8. Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

C.      PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN
    1. 1.     Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
      1. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.
      2. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
      3. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.
      4. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin.
      5. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
      6. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.
      7. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
      8. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.
2.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja
        1. Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan.
        2. Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah.
        3. Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
        4. Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya.

PAKAIAN KERJA

  1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja.
  2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
  3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan

SEPATU KERJA
Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.

SARUNG TANGAN
Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai.
  1. 3.      Alat-alat pelindung anggota badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian adalah sbb:
  1. a.         Alat pelindung mata,
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.
Gb. Kacamata Debu                               Gb. Kacamata Las
Listrik
  1. b.        Alat pelindung kepala,
Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.
Gb. Alat Pelindung Kepala
  1. c.         Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
Gb. Alat Pelindung Telinga
  1. d.        Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung
  1. e.         Alat pelindung tangan
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:
ü Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
ü Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.
ü Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.
ü Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
Gb. Macam-macam Sarung Tangan
  1. f. Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
  2. g.         Plat Besi Pelindung
Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung
  1. h.        Alat pelindung badan,
Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.
Gb. Alat Pelindung Badan